Monday 6 February 2012

Hukum Perbandingan

Gue bukan mau ngebahas matematika atau fisika disini, tapi just a simple phenomena in our daily life koq, yaitu "comparison" a.k.a perbandingan. Siapa yang pernah dibanding-bandingin sama orang lain?Ato siapa yang pernah membanding-bandingkan (entah itu membandingkan diri sendiri dengan orang lain, atau membandingkan orang lain dengan orang lain lagi)?Hayo ngacungg....!!!! Gue pernah, baik yang dibandingkan atopun membandingkan.



Sekarang gue mau ngebahas yang tentang kita sebagai objek penderita atau objek perbandingan dulu yaa. Familiar gak dengan beberapa ungkapan di bawah ini?
"Itu liat anaknya Bu A tuh, udah ganteng, pinter, kerjaannya bagus lagi, udah manager sekarang. Kamu, dari dulu gak naik-naik. Apa yang kamu harapkan sih dengan jadi guru SD gitu?"
"Liat tuh temenmu, seumuran kamu udah merit. Kamu koq punya pacar aja kagak?Cobalah mikir untuk masa depan juga, jangan kelamaan hidup sendiri"
"Eh, pacar barunya si  B cantik yah, langsing, putih lagi. Pinter juga dia cari ganti lo" (asli...ini mah kejem bgttt)
"Wah, hebat ya si X, masih muda, pendidikannya tinggi lagi, tapi mau memberi diri untuk jadi misionaris di pedalaman. Kamu harusnya contoh dia tuh. Kalo cuma kerja di dunia sekuler mah kurang heroik."
"Ooh...kamu adiknya si Y yah. Kakakmu putih, koq kamu item?"
"Waaah...keren yah dia kalo mimpin worship, sampe merinding deh gue rasanya kalo denger dia nyanyi. Kalo elu kayaknya lebih merdu kalo diem deh".
and so on...and so on...., dziiiiiiiigggg.....rasanya pengen ditonjok deh orang-orang yang ngomong itu. 
Asli, bisa sakit hati tuh kalo gak punya jurus penangkal petir, eh kamsudnya untuk menangkal kata-kata miring itu. Nah, jurusnya apa nih?

Know your true identity.
Identitas kita gak ditentukan oleh apa kata orang tentang kita. Contohnya gini, kita kan manusia, nah ketika suatu hari seseorang marah-marah dan menyumpahi kita dengan bilang "kucing lo!", apakah saat itu juga kita berubah jadi kucing??? enggak kan..., kita tetep manusia. Likewise, ketika ada suara-suara lain yang mengatakan "you're a loser, you're not worthy, you're rejected, you're ugly, you're condemned, you're not qualified....", itu tidak merubah identitas kita. Our true identity is what God says about us
"You are chosen (Eph 1:4, 1Ptr 2:9), you are accepted (Eph 1:6), you are My child (John 1:12-13), you are worthy (Isaiah 43:4), you are forgiven (Eph 4:32), you are more than a conqueror (Roman 8:37), you are predestined (Eph 1:11)" dan lebih banyak lagi identitas kita di dalam Kristus kalo kita mau mencari lebih dalam lagi di alkitab. We got that new identity once we accept Jesus Christ as our Lord and Saviour. Buat kamu-kamu yang belum memiliki new identity in Christ, dan ingin sekali menjadi ciptaan baru dalam Kristus, memiliki relasi yang benar dengan Kristus, you can start it HERE.

Harga diri kita tidak ditentukan dari apa pandangan orang tentang kita atau apa yang mereka katakan tentang kita. Harga diri kita juga bukan ditentukan dari penampilan luar dan achievements kita, bukan dari apa pekerjaan kita, bakat/talenta kita, siapa suami/istri/pacar kita, ato berapa banyak saldo kita di bank. Karena sebagai orang-orang yang sudah ditebus, harga kita seharga hidup Yesus sendiri (1Cor7:23, John 3:16). So, don't let the judgements from other people membuat kita ragu tentang identitas kita. Keep moving on with our eyes fixed on Jesus, dan yang terakhir, dengan mencontoh teladan Yesus kita bisa mengampuni orang-orang itu dan berdoa "Father, forgive them, for they do not know what they are doing (saying)".

********************
It turned out that gue males nulis sambungannya, alias inspirasinya udah entah kemana. So sorry, hehe. Ntar kalo dah dapet revelation soal perbandingan ini lagi baru gue tulis deh

2 comments:

  1. Hahahh..jadi inget masih jaman puber. Orang tua sering melakukan perbandingan " Makanya kayak Si ono tuh rajin, si ini tuh nurut sama orang tuanya. Dia tuh rajin belajar". Pertama sih diem aja, pas udah ga tahan bilang " Itu kan anak orang, bukan anak Mama." (jangan dicontoh).Akakakka...emang paling sakiit kalau dibanding-bandingin. Apalagi kalau sama significant person.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, emberrr..., kayaknya emang sindrom perbandingan ini udah sangat luas. makanya ntar kalo jadi emak-emak jangan kayak gitu ya, hehe. thanks for visiting anyway, and salam kenal ya lasma!

      Delete