Tuesday 13 December 2011

One Little Step at A Time

Sabtu lalu gue ketemuan sama salah seorang adik di youth ministry dulu, si Echa, dan dia nulis jg blog ttg pertemuan ini, tapi beda topik, haha. Lalu kami makan2, ngobrol2, saling menanyakan kabar kami masing2, dan kabar temen2 kami yg laen. At some point I was overwhelmed by the fact that some of our friends (who used to serve The Lord together with us) have chosen the path that we don't understand as a follower of Christ. Some chose to yoke with unbelievers, and some have been compromising with the world in some areas of life. Tapi dapat disimpulkan bahwa dua hal yang menjadi major issue nya adalah "pekerjaan" dan "teman hidup". Dua hal ini yang membuat banyak orang stumble and drifted from their tracks. Dua hal ini emang sensitif, bisa membuat orang semakin jauh, ato semakin dekat dgn Tuhan. Dan puji Tuhan, ini dua hal yang gue gak punya saat ini, hahaha :D. Perfect! But I will have them someday though.

But eniwei, sepanjang hari itu aku terus bertanya-tanya sama Tuhan. "koq bisa ya Tuhan, koq bisa", "padahal kan dulu mereka bla bla bla", "padahal kan dulu sama-sama pernah mengalami perjumpaan dgn Engkau", "padahal kan...dst..dst..dst.", "aku gak habis pikir Tuhan, kalo mereka bisa kayak gtu, gue yang tdk lbh kuat dari mereka ini pun tidak fail-proof donk", " koq bisa ya mereka mengingkari sendiri apa yang dulu mereka percayai?",  "trus gimana Tuhan biar gak menyimpang dari track Mu?"

Praise God! He is good all the time, and He wasn't surprised with my questions. Instead, He has prepared the answer. Kemaren gue iseng-iseng baca lagi bukunya Joshua Harris yg judulnya "I Kissed Dating Goodbye". Gw gak akan bahas buku ini, tapi ada bagian yg tepat menjawab pertanyaan gw, dan itu diambil dari kisahnya Daud/David yang berzinah dgn Batsyeba (2 Samuel 11). Bayangkan, Daud adalah org yg takut akan Tuhan. Bahkan Tuhan sendiri bilang 'he is a man after My own heart', orang yg berkenan di hati Tuhan. Tapi dia bisa jatuh dlm perzinahan, dan berlanjut ke pembunuhan. An innocent shepherd boy, the psalmist had become and adulterer and a murderer. Apakah itu terjadi dengan tiba2? Tiba-tiba dia terbangun dan tersadar bahwa dia telah tidur dengan istri orang, lalu berkata "Oh my God, what have I done?" ? Apakah tiba-tiba dia kaget dan baru tersadar kalo perintahnya membuat Uria, suami dari perempuan itu mati? No no no, it didn't begin when he ended up in bed with Batsheba, it didn't begin when David kissed her. So, when did he cross the border and violate the line of purity. Di bukunya Josh Harris dideskripsikan dgn jelas

It was one little step at a time. It happened when David lose his focus on God. When we first noticed David's slide toward sin, we see him on the rooftop of the palace. It was spring of the new year, and the kings should lead their armies to battle, but this year David didn't go to war. Instead, he stayed at home. So, first clue is David was not where he supposed to be. Dia tdk berada di tempat yang seharusnya. He supposed to be in the front line of the battle, fighting. Was this sin?not blatantly, but it was a small step away from God's plan.

Next, the energy he should have exerted on the battlefield needed an outlet. Restless, he paced the palace rooftop. From there, he gazed upon a woman bathing. He could have turned away from that sight and run from temptation, but he continued to feed his lust, he kept looking. Yak, dan ini another little step away from God. Dia harusnya bisa stop sampe disitu, tapi ternyata tidak. Kenapa dia terus melanjutkan 'penglihatannya'? Padahal kan dia udah pernah melihat tubuh wanita, istrinya banyak. Oke, this is the next step: He coveted, desired what did not belong to him. Dia mengingini milik orang lain, and that was sin. Sin come in a form of a thought, and instead of rejecting that thought, he kept entertaining it and let it linger in his mind. Sekali lagi, dia seharusnya bisa stop sampai disitu, tapi pikiran kotornya itu ternyata telah dibuahi, dan dia melancarkan aksi selanjutnya: menyuruh orang membawa Batsyeba kepadanya dan tidur dengannya (Koq Bastyeba mau sih????!!! gw jg gak habis pikir). Lalu akibat perbuatannya Batsyeba hamil, dan David kalang kabut karena takut ketauan aibnya. Soalnya gak mungkin Batsyeba hamil oleh suaminya sendiri, soalnya Uria, suaminya berada di medan perang. Kisah selengkapnya bisa baca di 2 Samuel 11 tadi, sampe akhirnya Daud menyuruh untuk menempatkan Uria di front line of a fierce battle and abandon him so that he might be killed. Ihh...kejem banget ya, gak nyangka deh mas Daud sampe segitunya yaah, sesuatu banget....

Ya itulah, semuanya dimulai dari hal kecil. Dia gak ikut perang padahal seharusnya maju perang, itu saja. He was not where he suppose to be, and he lose his focus from God. Demikian juga halnya, kalo kita lihat orang-orang yang dulu kita kenal berapi-api melayani Tuhan, ato mungkin kita sendiri, sekarang tidak lagi berapi-api, tetapi malah berkompromi dengan gaya hidup dunia ini: pacaran dgn prosedur yang gak bener, dgn cara-cara yg salah saat menjalaninya, bahkan pacaran dgn unbeliever, trus kompromi di pekerjaan, cinta uang, memikirkan diri sendiri saja, dll, semuanya pasti dimulai dari hal kecil. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati, jagalah hati dengan segala kewaspadaan (Amsal 4:23, Above all else, Guard your heart for it is the wellspring of life), dan menjaga kelakuan kita tetap bersih, dengan menjaganya sesuai dengan Firman (Mazmur 119:9, How can a young man keep his way pure? by living according to Your word).
Di amsal kita diingatkan bahwa dosa,jalan orang fasik, jalan yang menyimpang itu diibaratkan sebagai adulteress, wanita pezinah. Proverb 7:27 "Her house is a highway to the grave, leading down to the chambers of death". Kebayang kalo udah sekali salah masuk jalan tol, pasti nyari puterannya lagi susah. Nah itu, kalo sekali dah menyimpang ke jalan orang fasik, ujungnya maut.

Therefore, dear my brothers and sisters in Christ, let us live a prudent life, guarding our heart, do not lose focus from God, and keep spurring each other toward good deeds.

Lalu gw mengakhiri dialog gw dengan Tuhan dengan satu pertanyaan lagi "Lalu gimana dengan mereka yang udah terlanjur menyimpang, dan memilih jalan lain?". And God just comfortly said "Don't worry, I haven't quite finished with them yet. It is not the end". Yeahh..., thanks God, I believe somehow at some point of this life, You will bring them back to You. Amen!


3 comments:

  1. oooh ini jg jdi pikiran aku kak...sdh jg kak.. mri kita doain mreka kak, abg, kakak dan temen2 kita itu :) yeaah aku jg ga fail proof kok hnya krna aku msh ada disekitar tmpat "api mula2 kita" (Sion kampus)hahahaha :D ak jg prcya sm sprti Tuhan blon slesai ama kita yeaah Dia jg blm dgn mreka pastinya... :D

    ReplyDelete
  2. Iya Echa, mari terus dukung mereka, dan penting juga kita tetap saling menguatkan satu sama lain. Mungkin seseorang bisa menyimpang one little step at a time karena gak ada yg mengingatkan. God bless

    ReplyDelete
  3. thanks d'reminder... :D
    I believe it's own decision. If you really love and fear God, and you know what you're called to and going to be, and you know very well how much He loves you and The love is very precious, then everything will be easier to cut loose all the emotional ties.

    and again, we must have wisdom to deal with people, dont involve any unnecessary emotional ties :D

    *I talk to myself also.. be blessed

    ReplyDelete